Di balik gerbang wisata
Nampak usang jendela kami
Kaca tua mendebu
Sedang tertiup angin beralih
Redup binar pagi masuk melalui kaca jendela
Terlindung gorden di baliknya,
Ia masih tersungkur
Ia pulas mendengkur
Ayah membesarkannya di ladang yang berpunya
Memandikannya di tambak
Memberinya makan belut
Namun tidak mengajarinya seruput
Lain ladang lain hati,
Lain lubuk lain perangainya
Ia bekerja paruh waktu menanam nada dan doa
Ayah pun acap kali duduk di teras
Memandang doa awan berarak
Menunggu nada rintik-rintiknya
Senyampang melangit
Membuat syahdu dalam renungan
Jikalau ayah mahir bercakap
Ia, patik berdatang sembah
Guna turut jejak Abi
Sembunyi di dangau tua
Namun kini,
Ia ternanar
Ladang paceklik
Ayah pensiun dini
Berhenti merinai hujan halau mentua
Dengung syair lama yang menua
Syair suci
Firman illahi
No comments:
Post a Comment